Aku Disini


Rasanya seperti mimpi, semuanya tak ada rencana tapi Tuhan berkata lain. Di tahun 2017 merupakan tahun yang sulit dihidup aku, rasanya dunia dan semesta sedang tak berteman baik denganku. Aku berjalan sendiri di kota orang, tak ada teman atau keluarga disana, yang terbesit di pikiran apakah aku kesini hanya untuk sebuah pelarian? 

Pikiran dan perasaan campur aduk jadi satu. Bermula di awal Agustus 2017 aku diantar oleh keluarga menuju kota Kediri dengan mobil, aku pun masih bingung apa tujuanku sebenernya untuk menginjakkan kaki kota ini. Mamah aku cuma bilang disini ada pendidikan informal yang bisa kamu coba, mereka sering menyebutnya dengan “Kampung Inggris Pare”. Mungkin kalian bertanya mengapa aku kesini? Ya karena aku gap year di tahun 2017. Mungkin memang sudah takdir Tuhan untuk belum memulai kuliah ditahun ini, tapi sudahlah aku sudah menerimanya dengan ikhlas. 

Sampai disana rasanya asing sekali, ingin nangis tapi untuk apa menangis. Disana aku tinggal di dorm namanya “Meteora” satu kamar kita sharing 4 orang. Sampenya di dorm aku diantar oleh mamah karena bawaanku koper besar dan dia langsung pamit untuk mencari home stay didekat dorm aku. Di kamar aku berkenalan dengan 3 orang teman baru aku, usia mereka diatas aku dan yang membuat aku bersyukur ternyata ada yang asalnya sama dari kota aku tinggal. Benar kata orang ternyata dunia itu sempit.

Mulailah berkenalan, nama mereka Musria dari Bandung , Eka dari Bandung, dan Monika ini yang asalnya sama dari kota aku. Hal yang membuat aku sangat sangat dan sangat amat beruntung mereka baik pol dan ngemong aku, so kita cepat akrab. 

Malam hari pertama di kota Kediri, aku bener-bener merasa sedih dan nangis diem-diem dikamar, aku gamau temen-temen kebangun karena aku nangis. Disitu aku super duper overthinking merasa ada jiwa yang hilang, dikota orang tanpa planning yang jelas apalagi seorang wanita yang baru 18 tahun ini adalah first experince yang tak terduga. 

Lalu besoknya ada 2 kelas yang aku ambil yaitu kelas pronounciation dan speaking. Paginya ternyata mamah ngabarin kalo pamit dan langsung balik ke kota asalku, sedihnya aku gabisa bertemu mereka karena kelas pagi ini bertabrakan dengan jam keluarga aku balik.

Hari-hari mulai berjalan seperti biasa, ketika dirumah makanan sudah siap di meja makan tapi disini setiap hari aku harus dipusingkan untuk mikir nanti makan apa ya, besok makan apa ya, duit tinggal berapa ya, duh rinso abis nih, pengen beli jajan itu tapi kalo beli nasi pasti lebih kenyang wkwkwk *miris* 


*lanjutan nanti kalau ada waktu luang*


Salam hangat, 

Sonia Rizkita 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

My Student Life at FEB Unsoed

Minimalism

Harapan di 2021